Minggu, 20 September 2015

Riyak


A.    Ria
1.      Pengertian Ria
Kata ria berasal dari bahasa arab اَلِرٍّيَاءُ    yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu memprlihatkan sesuatu  kepada oarng lain, baik barang maupun perbuatan bik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya.
Kata lain yang mempunyai arti serupa dengan ria ialah sum’ah. Kata sum’ah baerasal dari bahasa arab yang berarti kemasyhuran nama, baik sebutannya. Orang yang sum’ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin mendengar pujian rang lain terhadap kebaikan yang ia lakukan.

2.      Bentuk-bentuk (contoh) Perbuatan Ria
Bentuk-bentuk (contoh) perbuatan ria, antara lain:
a.       Seorang siwa mau melaksanakan tugas piketnya secara baik sesudah guru masuk ke kelas.
b.      Seseorang menyantuni anak yatim di hadapan banyak orang , dengan maksud agar orang banyak menilai dirinya sebagai orng yang dermawan dan baik hati.

3.      Larangan Berbuat Ria
Larangan ria telah ditegaskan oleh Allah dalam (Q.S. al-Baqarah: 264), yang berbunyi
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan peneria), seperti orang yang menginfakkan haranya karena ria (pamer) kepada anusia dan di tidak beriman kepaa Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang lcin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan dan Allah tidak mempbri petunjuk kepada orang-orang kafir”. (Q.S. al-Baqarah: 264)

4.      Akibat Buruk Ria
Adapun akibat buruk ria, antara lain:
a.       Menghapus pahala amal baik, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Baqarah: 264.
b.      Mendapat dosa besar karena ria termasuk rbuatan syirik.
c.       Tidak selamat dari bahaya kekafiran karena ria sangat dekat hubungannya dengan sikap kafir.

B.     Nifak
1)      Pengertian Nifak
Secara bahasa, kata “nifaq” berarti lubang tikus di padang pasir yang susah ditebak tembusannya. Sedangkan secara istilah, berarti sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang memiliki sifat nifak disebut munafik.

2)      Bentuk-bentuk (ciri-ciri) Sifat Nifak
Sebagian sifat munafik telah di jelaskan Allah Swt, dalam firmannya sebagai berikut:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Artinya:
Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-oarng beriman, mereka berkata, “Kami Telah Beriman”. Tetapi apabila mereka kembali kepada setn-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok”. (Q.S. al-Baqarah: 14)
      Rasulullah saw, menjelaskan bahwa ciri-ciri munafik ada 3 macam, yaitu yang artinya:
Tand-tanda munafik ada 3 macam: apabila bicara dusta, apabila berjanji ingkar, apabila dipercaya khianat. (H.R. al-Bukhari nomor 32)

3)      Larangan Bersifat Nifak
Islam mewajibkan umatnya  agar selalu bersifat jujur dan benar, firman Allah SWT, yang artinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (QS. Al- Ahzab:70)

4)      Akibat Buruk Sifat Nifak
a.       Bagi Diri Sendiri
1.      Tercela dalam pandangam Allah dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri.
2.      Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya.
3.      Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari.
4.      Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak mempercayai lagi.
5.      Memndapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir. Allah Swt.  berfirman sebagai beerikut,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya
 “sungguh, orang-orang  munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari  neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong behi mereka” (QS. An-Nisa’:145)
b.      Bagi Orang Lain
1.      Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan persahabatan yang telah terjalin  baik.
2.      Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatannya yang tidak menentu.
3.      Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga merasa malu karenanya.


     










0 komentar:

Posting Komentar