Hadis merupakan semua perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhamad SAW, sedangkan maudhu’ secara bahasa merupakan isim maf’ul yang berwazan وضع يضع وضع yang bisa diartikan diletakan, dibiarkan, digugurkan, ditinggalkan dan dibuat-buat. Sedangkan secara istilah adalah: hadis yang disandarkan pada rosul, sahabat, dan tabi’i secara mengada-ada ataupun ada perawi yang berbohong.
Menurut Subhi As-saleh dalam kitapnya Mustulah Hadis, hadis maudhu’ adalah hadis yang diciptakan oleh para pendusta yang disandarkan kepada Rosullullah SAW.
Sedangkan menurut Jalaluddin As-suyuti dalam kitapnya Tadrib fi Syarah taqrib An-Nawawi hadis maudhu’ adalah hadis yang diciptakan dan dibuat-buat yang bersifat dusta terhadap Rosullullah SAW, dibuat secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Menurut Mahmud Abu Royyah sendiri dalam kitapnya ‘adwa ‘ala as-sunnah al-muhamadiyah mengatakan bahwa:
هُوَ الْمُخْتَلَعُ الْمَصْنُوْعُ الْمَنْسُوْبُ اِلَى رَسُوْلُ اللَّه صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زوْرًا وَبُهْتَانًا سَوَاءٌ كَانَ ذَلِكَ عَمْدًا اَوْ خَطَأً
Yang berarti: hadis maudhu’ adalah hadis yang dicipta dan dibuat-buat yang dinisbatkan kepada Rosullullah SAW. secara palsu dan dusta baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Jadi yang dinamakan hadis maudhu’ adalah hadis yang palsu yang dikatakan dari Rosulullah SAW tetapi nyatanya tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, baik itu dibuat secara sengaja ataupun tidak disengaja. Oleh karena itu hadis maudhu’ tidak dimasukan kedalam hadis dhoif karena hadis ini bukanlah hadis dengan ma’na sebenarnya tapi hanyalah ucapan atau kata dari pembohong belaka.
Sebab-Sebab Timbunya Hadis Maudhu’
- Faktor politik. Bermula dari perpecahan umat islam menjadi beberapa golongan sehingga menyebabkan beberapa golongan membuat hadits maudhu’ untuk memusuhi lawan politiknya seperti halnya yang dikatakan oleh ibnu Al-Hadid syarah Nahju Al-Balaghah bahwa asal usul kebohongan hadits adalah sekte Syi’ah, sehingga memicu kelompok Bakaryah untuk membuat hadis palsu pula. Kejadian ini timbul sesudah terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan oleh para pemberontak. Pada masa itu Umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa golongan. Diantara golongan-golongan tersebut, untuk mendukung golongannya masing-masing, mereka membuat hadits palsu, yang pertama yang paling banyak membuat hadits Maudhu’ adalah golongan Syiah dan Rafidhah. Diantara hadits-hadits yang dibuat golongan syiah adalah: “ Barang siapa tyang ingin melihat Adam tentang ketinggian ilmunya, ingin melihat Nuh tentang ketakwaannya, ingin melihat Ibrahim tentang kebaikan hatinya, ingin melihat Musa tentang kehebatannya, ingin melihat isa tentang ibadahnya, hendaklah melihat Ali. Gerakan-gerakan orang syiah tersebut diimbangi oleh golongan jumhur yang bodoh dan tidak tahu akibat dari pemalsuan hadits tersebut dengan membuat-buat hadits-hadits palsu. Contoh hadits palsu: Tak ada satu pohon pun daklam syurga, melainkan tertulis pada tiap-tiap dahannya: la ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah, Abu bakar Ash-Shiddieq, Umar Al-faruq, dan Utsman Dzunnuraini Golongan yang fanatik kepada Muawiyyah membuat pula hadits palsu yang menentangkan keutamaan Muawiyyah, diantaranya: Orang yang terpercaya itu ada tiga, yaitu Aku, Jibril Dan Muawwiyah.
- Dendam Musuh Islam Setelah Islam berhasil merontokan 2 negara super power yakni kerajaan Romawi dan Persia, Islam tersebar keseluruh dunia sementara musuh Islam tidak bisa melakukan gerakan secara terbuka, mereka hanya menyerang dari belakang dengan membuat hadis palsu. Mereka ini adalah dari golongan Zindiq, Yahudi, Majusi, dan Nasrani yang senantiasa menyimpan dendam terhadap agama Islam. Mereka tidak mampu untuk melawan kekuatan Islam secara terbuka maka mereka mengambil jalan yang buruk ini. Mereka menciptakan sejumlah besar hadits Maudhu’ dengan tujuan merusak ajaran Islam. Misalnya apa yang diriwayatkan oleh mereka: Bahwa segolongan orang yahudi datang kepada Rosullullah SAW bertanya: Siapakah yang memikul Arsy? Nabi menjawab: yang memikulnya adalah singa-singa dengan tanduknya sedangkan Bimasakti di langit keringat mereka. Mereka menjawab: kami bersaksi bahwa engkau utusan Tuhan. Abul Al-Qosim Al-Balkhi berkata:”Demi Allah ini dusta, umat islam telah berijma’ bahwa yang memikul arsy adalah malaikat.” Hamed bin Zaid menerangkan bahwa orang-orang Zindiq telah membuat 14.000 hadis palsu. Tokoh-tokoh terkenal yang membuat hadits Maudhu’ dari kalangan Zindiq, adalah: a. Abdul Karim bin Abi Al-Auja, telah membuat sekitar 4.000 hadits Maudhu tentang hukum halal-haram. b. Muhammad bin Sa’id Al-Mashubi, yang akhirnya dibunuh oleh Abu Ja’far Al-Mansur c. Bayan bin Sam’an Al-Mahdi, yang akhirnya dihukum mati oleh Khalid bin Abdillah.
- Fanatisme Kabilah, Negeri atau Pemimpin Umat islam pada masa daulah bani Umayah sangat menonjolkan fanatisme Arabnya, sehingga orang-orang nonarab merasa terisolasi dari pemerintahan, maka diantara mereka memantapkan kekuasaannya dengan membuat hadis maudhu’. Misalnya seorang yang fanatik pada kabilah Persia merasa bangsa Persialah yang merasa paling baik, demikian pula bahasanya seraya mengatakan: Sesungguhnya bahasa makhluk di sekitar arsy dengan bahasa Persia.
- Qashshas (Tukang Cerita) Sebagian tukang cerita ingin menarik perhatian para pendengarnya yaitu orang-orang awam agar banyak pendengarnya, penggemarnya dan penggunanya dengan memanfaatkan hadis maudhu’ ke dalam profesinya, Qoshshos ini populer pada abad ke 3 H.
- Mendekatkan dengan kebodohan Diantara tujuan membuat hadis maudhu’ adalah agar umat semakin cinta kebaikan dan menjauhi keburukan, Hal ini terjadi pada sebagian orang bodoh dalam agama tetapi saleh dalam zuhud. Diantara mereka Ghulam bin Kholil nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhamad bin Gholib Al-Bakhili seorang yang terkenal zuhud (w. 275 H). Ketika dikonfirmasi oleh Abdullah An Nahawandi tentang ciptaannya, ia menjawab: “aku buat hadis ini agar lunak hati orang.” Mereka ini sangat berbahaya karena meraka sangat saleh dan sebagian periwayatnya di terima oleh masyarakat. 6. Menjilat Penguasa Diantara mereka ada yang ingin mendekati penguasa dengan cara mambuat hadis maudhu’ yang sesuai dengan apa yang dilakukan oleh dirinya agar mendapat legalitas, bahwa ungkapan itu adalah hadis Rosulillah SAW . Misalnya yang dilakukan oleh Ghiyats bin Ibrahim An-Nakho’i ketika masuk keistana Al-Mahdi yang sedang bermain burung merpati. Ghiyats berkata Rosullullah SAW. bersabda: Tidak ada perlombaan kecuali pada anak panah atau unta atau kuda dan atau pada burung. Memang ungkapan diatas merupakan hadis nabi SAW. tetapi tidak ada ungkapan “dan atau pada anak burung”. Karena ia sedang melihat Kholifah sedang bermain burung maka ia menambahkan lafat seperti itu, setelah mendengar ungkapan seperti itu Al-Mahdi memberikan hadiah sebesar 10.000 dirham kepadanya, tetapi setelah mengetaui bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu maka burung itu langsung disembelih dan berkata: Aku bersaksi pada tongkakmu bahwa ia adalah tengkok pendusta pada Rosullullah SAW. 7. Perbedaan dalam Mazhab Masalah perbedaan mazhab ini sering juga menimbulkan hadis maudhu’ yang dilakukan oleh orang yang fanatik terhadap mazhabnya. Misalnya: Barang siapa yang mengangkat kedua tangannya dalam rukuk, maka tidak sah salatnya. Menurut Adz-Dzahabi, pemalsu hadis maudhu’ ini adalah Ma’mun bin Ahmad. C. Usaha Mengatasi Munculnya Hadis Maudhu’ Untuk bisa mengatasi adanya hadis maudhu’ perlu diketaui terlebih dahulu tanda-tanda dari hadis tersebut, diantaranya: 1. Tanda maudhu’ pada sanad. a. Pengakuan pembuatnya sendiri Sebagaimana pengakuan dari Abdul Karim bin Abu Al-Auja ketika akan dihukum mati ia mengatakan: ”Demi Allah aku palsukan padamu 4000 hadis. Didalamnya aku haramkan yang halal juga aku halalkan yang haram.”padahal dia tidak pernah bertemu dengan Syekh tersebut, atau dia tidak pernah pergi keluar daerahnya untuk bertemu dengan seorang Syekh. Dan juga seperti pengakuan seorang guru tasawwuf, ketika ditanya oleh ibnu ismail tentang keutamaan ayat Al-Qur’an, maka dijawab: “tidak seorang pun yang meriwayatkan hadits ini kepadaku. Akan tetapi, kami melihat manusia membenci Al-qur’an, kami ciptakan untuk mereka hadits ini (tentang keutamaan ayat-ayat Al-Qur’an), agar mereka menaruh perhatian untuk mencintai Al-Qur’an.” b. Adanya bukti pada keadaan perawi Seperti kisah Saad bin Tharif yang menyatakan akan membuat hina seorang guru yang telah memukul anaknya dengan membuat hadis palsu. c. Kedustaan perawi 2. Tanda maudhu’ pada matan a. Lemahnya susunan lafal Para pakar bahasa dapat mengenali dengan jelas susunan hadis dari nabi, sehingga akan dapat diketaui suatu hadis itu maudhuk atau bukan. b. Rusaknya ma’na Maksudnya adalah menyalahi dengan rasio akal sehat, menyalahi kaidah kesehatan, mendorong pelampiasan biologis seks, dan lain sebagainya. Seperti contoh hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Adawi: Memandang wajah cantik dapat menerangkan mata sedangkan memandang wajah yang buruk menyebabkan mata sedih. c. Menyalahi teks Alquran atau Hadis Mutawatir Ini mengecualikan hadis yang dapat di takhsis sebagimana cara pentakhsisan dalam ilmu ushul fiqih, seperti contoh: Anak zina tidak bisa masuk surga sampai tujuh keturunan. Hadis ini sangat bertentangan dengan firman Allah yang memiliki makna: Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemadhorotannya kembali kepada dirinya sendiri.(QS. Al-Anam (6):164) d. Menyalahi realitas sejarah Seperti halnya suatu hadis yang menyatakan bahwa nabi memungut pajak pada penduduk Khaibar dengan disaksikan oleh Saad bin Mu’ad, padahal Sa’ad telah meninggal pada perang Khondhak. Pajak sendiri disyari’atkan saat perang Tabuk. e. Mengandung pahala yang besar tapi dengan amal yang kecil. Seperti contoh hadis: Barang siapa solat dhuha sekian rokaat diberi pahala 70 nabi BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa hadis maudhu’ adalah hadis palsu tentang segala sesuatu apapun itu bentuknya yang disandarkan pada Nabi Muhamad SAW Latar pembuatanya pun juga beragam, yang rata-rata kesemuanya hanya untuk memenuhi nafsu saja, seperti halnya memperebutkan kekuasaan atau pun untuk menarik perhatian orang lain. untuk mengetahui kepalsuan hadis ini harus mengetahui tanda-tanda hadis maudhu’ yang telah dipaparkan dalam penjelasan diatas. DAFTAR PUSTAKA Masjid, Abdul.2011.Ulumul hadis. Jakarta: Bumi Askara Bin ‘alwi, Muhamad.Qowa’idul Asasiyah: Al Hidayah Najib, Muhamad. Pergelakan Politik Umat Islam dalam Kemunculan Hadis Maudhuk.2011. Bandung: CV. Pustaka Setia Bandung DAFTAR ISI BAB I: Pendahuluan...................................................................................................................1 A. Latar Belakang......................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1 BAB II: Pembahasan..................................................................................................................2 A. Pengertian Hadis Maudhu’...................................................................................................2 B. Sebab Munculnya Hadis Maudhu’.......................................................................................3 C. Usaha Mengatasi Hadis Maudhu’........................................................................................6 BAB III: Penutup.......................................................................................................................9 A. Kesimpulan ..........................................................................................................................9 Daftar Pustaka..........................................................................................................................10