Minggu, 20 September 2015

Keteladanan Nabi Sulaiman

Baitulmakdis adalah tempat suci bagi umat Islam. Bangunan ini merupakan salah satu dari tempat yang paling suci dalam Islam. Baitulmakdis dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s. Baitulmakdis juga pernah dijadikan kiblat umat Islam sebelum beralih ke Ka’bah. Adapun firman Allah dalam surat An-Naml:16-19:

وَوَرِثَ سُلَيْمَانَ دَاوُدَوَقَالَ يَاَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَاُوْتِيْنَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ اِنَّ هَذَا لَهُوَا الْفَضْلُ الْمُبِيْنُ 16 وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُوْدُهُ مِنَ الْجِنِّ والْاِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ 17 حَتَّى اِذَا اَتَوْاعَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَّاَيُّهَاالنَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسَاكِنَكُمْ لاَيَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُوْدُهُ وَهُمْ لاَيَشْعُرُوْنَ 18 فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًامِّنْ قَوْلِهَاوَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصَّلِحِيْنَ 19
Artinya:
16.  dan Sulaiman telah mewarisi Daud[1092], dan Dia berkata: "Hai manusia, Kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan Kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata".
17.  dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).
18.  hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
19.  Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Sejak masih dalam bimbingan ayahandanya, Nabi Sulaiman a.s. sadar bahwa nikmat dari Allah Swt sangat besar. Ketika Nabi Daud meninggal dunia, hanya Nabi Sulaiman a.s. diantara putra-putranya yang mewarisi kenabian dan kerajaan ayahnya. Dalam hal ini Nabi Sulaiman tidak pernah sombong atau takabur, bahkan ia sesekali pernah mengundang pembesar-pembesar dan para cerdik pandai di kerajaannya.
Sebagai sorang Nabi, tidak luput dari ujian. Allah menguji Nabi Sulaiman dengan berbagai penyakit yang berat. Seperti, jika ia duduk di kursi, tampak seakan-akan ia seperti jasad yang tidak mempunyai ruh. Penyakit ini disebabkan karena ia terlalu banyak kerja.
Nabi Sulaiman sangat dekat dengan binatang yang disayanginya yaitu burung Hud-hud. Suatu ketika burunng Hud-hud menghilang, Nabi Sulaimanpun bingung, dan beliau tampak marah. Beliau juga berniat menghukum burung Hud-hud tersebut dengan mencabut bulunya atau mengurungnya di dalam sangkar kemudian menyembelihnya. Akan tetapi, jika burung Hud-hud membawa alasan tepat yang menerangkan uzur kepergiannya, Nabi Sulaiman akan memaafkannya.
Beberapa saat kemudian burung Hud-hud kembali, dan membawa kabar untuk Nabi Sulaiman. “Aku ingin memberimu sesuatu yang tidak engkau perhatikan...” ujar burungHud-hud kepada Nabi Sulaiman.
“Apa itu?” Jawab Nabi Sulaiman.
“Aku telah bertemu seorang wanita. Ia mempunyai singasana yang agung yang dihiasi intan dan permata. Tetapi ia tidak beriman kepada Allah Swt. Ia dan rakyatnyapun menyembah dan bersujud pada matahari. Mereka telah disesatkan oleh setan” ujar burung Hud-hud.
“Siapa dia gerangan?” tanya nabi Sulaiman dengan penuh ingin tau.
“Dia adalah Ratu Bilqis”.  Ujar burung Hud-hud.
Nabi Sulaimanpun menghela napas, dan memandang burung Hud-hud dengan cukup tegas seraya berkata “ Aku akan membuktikan apa yang kau ucapkan. Aku akan memberikan keputusan kepadamu setelah bukti-bukti itu jelas”.
Untuk membuktikan kebenaran burung Hud-hud, Nabi Sulaiman mengirimkan surat kepada orang yang dimaksud oleh burung Hud-hud, yaitu Ratu Bilqis. Burung Hud-hudlah yang menyampaikan surat dari Nabi Sulaiman itu dengan terbang ke Negeri Saba, kerajaan Ratu Bilqis.
Setelah Bilqis menerima surat itu, dan membacanya, lalu ia mengumpulkan pemuka-pemukanya dan panglima-panglima kerajaanya, seraya berkata “ Aku telah menerima sepucuk surat Sulaiman.” Para pengikutnya, hanya mendengarkannya. Kemudian Ratu Bilqis meneruskan ucapannya “Ia mengajak aku dan kalian untuk menyembah Tuhan-Nya, Allah Swt. Bagaimana pendapat kalian?” ujar Ratu Bilqis terhadap pengikutnya.
Para hadirin menjawab, diwakili salah seorang diantara mereka “kita adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dan jumlanya sangat besar, kita siap berperang. Tapi kami serahkan semua kepadamu. Kami akan taat kepadamu.”
Ratu Bilqis merasa kaumnya cenderung mengajak untuk berperang. Namun Bilqis adalah orang yang cerdik, ia memikirkan akibat dari perbuatannya. Ia menjelaskan kepada kepada mereka, akibatnya jika terjadi perang, terutama bagi mereka yang kalah. “Sebagi gantinya aku akan memberikan hadiah kepadanya. Jika Sulaiman menerima hadiahku maka Sulaiman tidak jauh beda dengan Raja-raja lainnya. Tetapi jika ia mengembalikannya maka ia adalah benar-benar seorang Nabi. Ia mengikuti agamanya...” ujar Ratu Bilqis.
Kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis menghadap Nabi Sulaiman a.s. Alangkah terkejutnya utusan-utusan itu ketika melihat kerajaan Sulaiman yang megah. Dibandingkan dengan kerajaan mereka, yang sangat jauh kemegahannya.
Nabi Sulaiman a.s berkata terhadap mereka, “Aku tidak meminta hadiah kepada Ratumu. Aku menginginkan dia dan kalian untuk menyembah Allah. Pulanglanglah kalian. Katakan kepada Ratumu, jika ia tidak menerima ajakanku, maka kami akan mengusir kalian dari Kota Saba sebagai tawanan yang hina dan kami jadikan kalian budak-budak.”
Utusan-utusan itu kembali kepada Ratu Bilqis dan dan menyampaikan apa yang diucapkan oleh Sulaiman. Ketika Bilqis menyadari dan Sulaiaman memang benar dan untuk melawannya, sepertinya ia tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya. Ia kemudian berangkat menemui Nabi Sulaiman a.s., dengan ditemani oleh para pembesar di negerinya.
Nabi Sulaiman a.s. telah mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis. Ia ingin menunjukkan sesuatu kepada Ratu Bilqis. Sesuatu itu adalah mukjizat yang diberikan Allah kepadanya. Nabi Sulaiman a.s. bertanya kepada para pengikutnya, “ Siapakah diantara kalian yang sanggup membawa singgasana Ratu Bilqis kepadaku sebelum ia bersama kaumnya datang kepadaku agar mereka menjadi orang-orang beriman? Supaya mereka melihat kekuatan Allah yang aku serukan untuk mereka sembah?”
Para jin terdiam, tiba-tiba ada salah satu jin diantara mereka  (jin ifrit) berkata: “ Aku akan membawa kepadamu sebelum engkau beranjak dari tempat dudukmu, tempat engkau mengadili dan memerintah.”
Tidak lama setelah itu, seseorang yang diberi ilmu dari Al-Kitab berkata, “Saya sanggup memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum engkau berkedip.”
“Berkatalah seseorang yang diberi ilmu dari al-Kitab, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapannya, ia pun berkata “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur untuk (kebaikan) diriku sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (Q.S. an- Naml: 40).
Nabi sulaiman selalu memerintahkan kepada pengikutnya agar membangun istana yang akan dibangunkan untuk menyambut Balqis. Nabi Sulaiman a.s. memilih tempat di laut dan memerintahkan agar dibangun suatu istana di mana sebagian besarnya terdiri dari air laut. Nabi Sulaiman a.s. memerintahkan agar membuatnya dari tanah-tanah yang tebal dari kaca tebal dan kuat sehingga seseorang yang berjalan diatasnya akan membayangkan di bawahnya ada ikan-ikan yang berwarna-warni yang berenang dan melihat rumput-rumput lain yang bergerak.
Beberapa lama kemudian, tibalah Ratu Bilqis di Istana Nabi Sulaiman a.s. kemudian, ia  (Nabi Sulaiman) berkata saat melihat Bilqis mengamati singgasananya. “Apakah ini singgasanamu?”
Setelah mengalami kebingungan Bilqis menjawab, “Sepertinya Benar.” Sulaiman berkata, “Kami telah diberi ilmu sebelumnya dan kami sebagai orang-orang muslim.”
Melalui penyataan itu, Nabi Sulaiman a.s. ingin mengisyaratkan kepada Ratu Bilqis agar ia membandingkan antara keyakinannya beserta ilmu yang dicapainya dan keyakinannya Nabi Sulaiman a.s. beserta pengetahuan yang diraihnya.
Penyembahan terhadap matahari dan pencapaian ilmu yang dicapai oleh Bilqis tampat tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ilmu Nabi Sulaiman dan keislamannya. Nabi Sulaiman telah mendahuluinya dalam bidang ilmu karena keislamannya. Oleh karena itu, sangat mudah baginya untuk mengungguli Ratu Bilqis dalam ilmu-ilmu lain.
Pada saat itulah, Ratu Bilqis mengumumkan keislamannya. Ia mengakui kezaliman dirinya dan ia menyatakan peyerahan diri kepada Nabi Sulaiman a.s. dan Allah Swt. Tuhan alam semesta. Kaumnyapun mengikutinya dan mereka memeluk Islam. Ratu Bilqis menyadari bahwa ia berhadapan dengan penguasa terbesar di bumi dan salah satu Nabi Allah Swt. Yang mulia. Wajah Nabi Sulaiman a.s. pun tampak dihiasi dengan senyuman. Demikianlah, Nabi Sulaiman a.s. mewujudkan kejayaanyayang hakiki dan menyebarkan cahaya Islam di muka bumi.
B.       Meneladani Nabi Sulaiman a.s.
1.        Nabi yang Memiliki Kecerdasan Tinggi
Nabi Sulaiman a.s. adalah nabi yang memiliki kecerdasan tinggi terutama di bidang hukum dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Nabi Sulaiman a.s. adalah putra mahkota dari Kerajaan Nabi Daud a.s. sehingga setiap kali Nabi Daud a.s. memutuskan suatu kasus atau sengketa Nabi Sulaiman selalu diajaknya.
Pernah suatu ketika Nabi Sulaiman a.s. menghadiri sidang peradilan untuk memutuskan suatu sengketa. Dalam persidangan itu, dua orang datang mengadu untuk meminta Nabi Daud a.s. mengadili perkara sengketayang mereka hadapi yaitu untuk memutuskan hukum atas kebun tanaman salah seorang dari dua lelaki yang telah dimasuki oleh kambing-kambing ternaknya di waktu malam yang mengakibatkan pekarangannya rusak. Padahal di kebun itu ada banyak tanaman yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa panen. Tetangga yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan hewan ternaknyalah yang merusak binasakan kebun dan pekarangan kawannya itu.
Dalam perkara sengketa tersebut, Nabi Daud a.s. memutuskan bahwa sebagai ganti rugi yang diderita oleh pemilik kebun akibat di rusak oleh kambing maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan okeh kelalaian menjaga binatang ternaknya.
Akan tetapi, Nabi Sulaiman a,s, yang mendengar keputusan itu merasa kurang setuju atas keputusan itu, lalu ia berkata kepada ayahnya, (Nabi Daud a.s.), “Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan sebaiknya demikian, kepada pemilik pekarangan yang tanamannya telah dirusak oleh kambing hendaknya diberi hewan ternak oleh pemilik kambing untuk dipelihara. Adapun hasilnya dimanfaatkan bagi keperluannya, sedangkan pekarangannya yang telah rusak itu diserahkan kepada tetangga pemilik hewan untuk diperbaiki dan dirawatnya sampai kembali pada keadaan asalnya. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya sehinga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya.
Keputusan yang diusulkan oleh Nabi Sulaiman a.s. itu diterima dengan baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat serta disambut dengan baik oleh orang-orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Nabi Sulaiman a.s., walupun masih muda usianya tetapi telah menunjukkan kematangan berpikir dan keberanian melahirkan pendapat meskipun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Sebagai umat islam, kita harus cerdas dalam menghadapi kehidupan. Orang yang cerdas biasanya akan sukses dalam kehidupannya. Sebaiknya orang yang bodoh biasanya akan mudah dipermainkan.
2.        Nabi yang Suka Bekerja Keras
Allah Swt. pernah menguji Nabi Sulaiman a.s. dengan berbagai penyakit berat. Jika ia duduk di atas kursi, tampak seakan-akan ia sebagai jasad yang tidak mempunyai ruh. Penyakit ini disebabkan karena ia terlalu banyak bekerja.
Kita sebagai umat Islam harus meneladani Sifat Nabi Sulaiman a.s dengan rajin bekerja. Dengan rajin bekerja, kita dapat mencukupi kebutuhan kita. Jika kita sudah mampu mencukupi kebutuhan sendiri maka tidak perlu minta-minta kepada orang lain. Jika perlu, kita hendaknya dapat memberikan bantuan kepada orang lain.
3.        Nabi yang Memiliki Sifat Rendah Hati
Nabi Sulaiman adalah putra mahkota di kerajaan Nabi Daud a.s. Akan tetapi, beliau tidak pernah berlaku sombong dan takabur kepada saudaranya.
Sebagai umat islam, kita tidak boleh memiliki sifat sombong . nabi Sulaiman a.s yang memiliki kelebihan harta dan kekuasaan saja tidak sombong apalagi kita yang hanya sebagai manusia biasa. Kita tidak boleh sombong terhadap siapa pun entah kepada sesama manusia maupun terhadap makhluk lainnya.
4.        Nabi yang Memiliki Rasa Kasih Sayang terhadap Sesama
Nabi Sulaiman a.s adalah Nabi yang menyayangi binatang. Beliau memelihara burung Hud-hud dengan penuh rasa kasih sayang. Beliau juga sayang terhadap semut sehingga ketika musim kemarau tiba Nabi Sulaiman dan tentaranya hendak keluar istana ketika melihat semut berdoa dan bersyukur kepada Allah Swt. nabi Sulaiman memerintahkan semut untuk menyelamatkan diri masuk ke lubang tanah agar tidak diinjak oleh pasukannya. Dalam kisah lain, Nabi Sulaiman a.s. juga pernah memberikan makanan kepada hewan yang bernama semut.
Kasih sayang tidak hanya terhadap manusia, tetapi juga terhadap makhluk lainnya. Jika kita memelihara hewan maka kita harus memberi makanan tepat waktu dan tidak menyiksanya. Demikian pula terhadap tumbuhan, hendaknya kita menyiram dan memupuknya dan tidak menebang pohon sekehendak kita karena pohon dapat menjaga keseimbangan alam.
5.        Nabi yang Suka Bermusyawarah
Ketika Nabi Sulaiman hendak memindahkan istana Ratu Bilqis ke hadapannya, Nabi Sulaiman melakukan musyawarahnya dengan bala tentaranya yang terdiri atas semua makhluk. Hasilnya seseorang yang memiliki ilmu al- Kitab mampu memindahkan istana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman a.s. berkedip.

Jika kita dihadapkan terhadap suatu permasalahan hendaknya kita selesaikan dengan musyawarah. Dengan musyawarah, kita dapat menemukan solusi.

0 komentar:

Posting Komentar