This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 19 November 2015

BIIMINGAN KONSELING KELOMPOK

Teknik Supervisi Individual

Minggu, 20 September 2015

Adab Membaca Do'a dan Berdoa

A.           Adab-Adab Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’anul karim adalah firman Allah Swt yang dijadikan umat manusia sebagai pedoman hidup, mengajarkannya, dan menuntun umat Islam untuk mendapatkan kebaikan, keberkahan, dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana sabda Rasuluulah Saw yang artinya, “Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang membaca dan mempelajari Al-Qur’an serta mengajarkannya.”(HR. Bukhari). Orang yang membaca Al-Qur’an hendaknya memperhatikan adab-adab dalam membacanya sehingga mendapatkan petunjuk dan berkah dari Allah Swt, sebagai berikut :
1.        Disunnahkan membersihkan mulut dengan siwak atau gosok gigi.
2.        Menyucikan diri dengan berwudhu.
3.        Membaca ta’awudz dan basmalah.
4.        Membaca dengan suara lembut, pelan (tartil), tidak terlalu cepat sehingga dapat memahami tiap ayat yang dibaca, dan membacanya harus sesuai kaidah dan tajwid.
5.        Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, menghayati, hati yang ikhlas, mampu mnyentuh jiwa, bila perlu dengan menangis.
6.        Membaguskan suara ketika membaca Al-Qur’an.

B.            Adab-Adab Berdoa
Rasulullah Saw bersabda, “Doa adalah senjata bagi orag mukmin, tiang bagi agama dan cahaya dari langit.” (H.R. Al-Hakim). Berdoa memiliki berbagai hikmah, antara lain :
Ø  Doa adalah pelindung dan senjata bagi setiap mukmin dari hasutan setan dan kejahatan manusia.
Ø  Allah sangat mengasihi dan mencintai hamba-Nya yang selalu berdoa kepada-Nya.
Ø  Berdoa dapat mningkatkan ketakwaan dan kekuatan iman seorang mukmin.
Ø  Berdoa dapat menentramkan jiwa dan penawar hati yang sedih, terluka, serta sakit
Ø  Dengan berdoa maka Allah akan membuka pintu rahmat bagi manusia.
Ø  Doa sebagai penghubung antara anak dengan orang tua baik yang orang tuanya masih hidup atau sudah wafat serta dapat menjadi pengikat tali silaturrahim bagi antar sesama mukmin.
Berikut adalah adab-adab dalam berdoa yang meliputi :
1.        Berdoa dalam keadaan masih memiliki wudhu, bersih dari kotoran, hadas dan najis.
2.        Mengawali doa dengan membaca Basmalah, ucapan memuji kepada Allah serta bersalawat atas Rasulullah Saw.
3.        Mengahadap ke arah kiblat.
4.        Memohon ampum dengan merendahkan diri serta mengakui kesalahan diri atas dosa dan khilaf.
5.        Sungguh-sungguh dalam berdoa, khusyu’, tawadu’, ikhlas, serta merendahkan suara.
6.        Mendahulukan doa untuk diri sendiri sebelum berdoa kepada orang lain.
7.        Berdoa dan mengulangi bacaan doanya sebanyak tiga kali bagi suatu hajat yang diutamakan.
8.        Menghindarkan diri semaksimal mungkin dari apa-apa yang dilarang agama.
9.        Berdoa kepada kaum Muslimin dan Muslimat secara keseluruhan untuk kesejahteraan mereka, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.

C.            Waktu-Waktu Dan Tempat-Tempat Terbaik Untuk Berdoa

1.      Waktu terbaik untuk Berdoa
Ø  Waktu sahur, setelah adzan, sepertiga malam, saat hujan lebat, melihant Ka’bah, tawaf, sa’i, setiap kali setelah salat,  setelah baca Al-Qur’an, hampir untuk brbuka puasa, diantara dua khotbah, ketika minum air zam-zam.
2.      Hari-hari terbaik untuk berdoa
Ø  Malam Jum’at dan waktu siangnya, malam hari Raya dan waktu siangnya, malam Lailatul Qadar, malam Isra’ Mi’raj, malam Nisfu Sa’ban, malam pertama bulan Rajab, hari Arafah.
3.      Bulan-bulan terbaik untuk Berdoa
Ø  Bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Dzulhijjah.
4.      Tempat-tempat Terbaik untuk Berdoa

Ø  Di rumah sendiri, di Multazam (Masjidilharam), di telaga Zam-Zam, di makam Nabi Ibrahim a.s, dalam Hijr Nabi Ismail a.s, di bukit Safa dan Marwah, di masjid Nabawi, atau di tempat-tempat mulia lain seperti masjid, surau, dan rumah ibadah.

Asmaul Husna

A.    Pengertian Asmaul Husna
1.      Arti secara bahasa dan istilah
Kata asmaul husna bersal dari bahasa arab al-asma u yang berarti nama-nama dan al-husna yang berarti yang baik atau yang indah. Menurut istilah, asmaul husna berarti nama-nama yang indah bagi Allah SWT. Asmaul husna hanya pantas dimiliki Allah SWT sesuai kebesaran dan keagungannya.
2.      Sejarah diturunkannya ayat tentang Asmaul Husna
Di dalam kitab Asbabunnuzul diterangkan bahwa pada suatu hari Rasululah SAW melakukan shalat di Mekkah dan berdo’a dengan kata-kat Ya Rohim. Do’a tersebut terdengangar oleh sebagian kaum musyrikin. Kala itu berkatalah mereka, “perhatiakan orang yang murtad dari agamanya! Ia melarang kita menyeru dua Tuhan, dan ia sendiri menyeru dua Tuhan”. Dengan adanya ucapan mereka itu, turunlah ayat sebagai berikut:
قُلِ ادْعُواْ اللّهَ أَوِ ادْعُواْ الرَّحْمَـنَ أَيّاً مَّا تَدْعُواْ فَلَهُ الأَسْمَاء الْحُسْنَى -١١٠-
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia Mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma-ul Husna) (al-isra’:110)
Menurut ayat diatas, kaum musyrikin mengira bahwa Rasulullah SAW menyebut nama Allah dan Ar-Rahman  karena mereka tau bahwa di Yamamah ada orang yang bernama Rahman dengan turunnya ayat diatas berarti dugaan mereka telah dibantah.
B.     Memahami Sembilan Asmaul Husna
1.      Al-‘Aziz
Salah satu sifat Allah yang tergolong Asmaul Husna adalah Al-‘Aziz(yang maha perkasa). Segala yang dikehendaki Allah pasti terlaksana dan tak satupun makhluk yang dapat menghalanginya. Firman Allah sebagai berikut:
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ -١-
Artinya: Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maha Raja,Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
(al-jumu’ah:1)



2.      Al-Gaffar
Allah zat yang Maha Pengampun, ampunan Allah diberikan kepada siapapun yang bersalah selama orang tersebut ingin bertaubat. Firaman Allah sebagai berikut:
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً ثُمَّ اهْتَدَى -٨٢-
Artinya: Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.( Taha:82)
3.      Al-Basit
      Artinya melapangkan Rezeki. Allah SWT senantiasa membentangkan Rahmatnya untuk menerima taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia membentangkan rezeki atau memperbanyak rezeki yang dibutuhkan hambanya dan Ia pula mempersempit rezeki kepada hamba yang di kehendaki. Firman Allah sebagai berikut:
اللّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقَدِرُ وَفَرِحُواْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ -٢٦-
Artinya: Allah Melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia Kehendaki dan Membatasi (bagi siapa yang Dia Kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat.(ar-ra’d:26)

4.      An-Nafi’u
      Artinya bermanfaat. Allah SWT menciptakan segala sesuatu yang dikehendaki dan memberi manfaat atas sesuatu yang Ia kehendaki dari hambanya dan Ia pula memberi yang memberikan kerugian atas sesuatu. Firman Allah sebagai berikut:
وَالأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ -٥-
Artinya: Dan hewan ternak telah Diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.(an-nahl: 5)
5.      Ar-Rauf
      Artinya Yang Maha Pengasih. Kasih sayang Allah ditegaskan dalam firmannya:
وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللّهَ بِالنَّاسِ لَرَؤُوفٌ رَّحِيمٌ -١٤٣-         
Artinya: Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia. (al-baqarah: 143)
6.      Al-Barr
      Artinya Yang Maha Melimpahkan Kebaikan. Karena Allah Maha Pengasih, dia juga yang Maha melimpahkan kebaikan. Firmannya sebagai berikut:
فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ -٢٧- إِنَّا كُنَّا مِن قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ -٢٨-
Artinya: Maka Allah Memberikan karunia kepada kami dan Memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu. Dia-lah Yang Maha Melimpahkan kebaikan, Maha Penyayang.”(at-tur: 28)
7.      Al-Fattah
      Artinya Yang Maha Memberi Keputusan. Pada hari akhir kelak, Allah Swt. akan memutuskan perkara hamba-Nya, kemudian memasukan hamba ke Jannah atau Nar. Firmannya sebagai berikut.
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ -٢٦-
Artinya: Katakanlah, “Tuhan kita akan Mengumpulkan kita semua, kemudian Dia Memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi keputusan, Maha Mengetahui.”(saba’: 26)
8.      Al-‘Adl
      Artinya Maha Adil. Keadilan Allah tidak dipengaruhi oleh nafsu sebagaimana manusia. Di akhirat kelak Allah juga berlaku adil. Firman Allah sebagai berikut:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئاً وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ -٤٧-
Artinya: Dan Kami akan Memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami Mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang Membuat perhitungan.( al-anbiya’: 47)
9.      Al-Qayyum
      Artinya Yang Terus-menerus Mengurus. Allah tidak memerlukan bantuan dari siapapun dalam mencipta, mengatur dan memelihara alam semesta. Firman Allah sebagai berikut:
اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ -٢٥٥-
Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia.Yang Maha Hidup, Yang terus menerus Mengurus (makhluk-Nya),(al-baqarah: 255)
C.    Meneladani Sembilan Asmaul Husna
1.      Al-‘Aziz (Yang Maha Perkasa)
      Manusia tidak boleh pesimis tetapi selalu harus optimis dalam menghadapi persoalan hidup.
2.      Al-Gaffar (Yang Maha Pengampun)
Islam memberi tuntutan kepada umatnya agar mau memaafkan kesalahan orang lain, sebagai mana Allah juga mau memaafkan kesalahan umatnya.
3.      Al-Basit (Yang Maha Melapangkan Rezeki)
Diwujudkan dalam bentuk gemar menolong sesama manusia. Seperti menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu orang miskin, menyentuni anak ayatim, dan lain-lain.

4.      An-Nafi’ (Yang Memberi Manfaat)
      Setiap muslim hendaknya selalu berusaha agar keberadaannya di dunia menjadi orang yang berguna bagi lingkungannya.
5.      Ar-Rauf (Yang Maha Pengasaih)
Sikap hidup tolong menolong harus selalu di pupuk oleh setiap anggota masyarakat, jika belum mampu memberikan bantuan berupa barang atau uang, setidaknya menjaga diri agar tidak melukai hati orang lain, baik ucapan maupun perbuatan.
6.      Al-Barr (Yang Maha Melimpahkan Kebaikan)
Setiap manusia hendaknya menebarkan kebaikan dengan tulus kepada sesama manusia.
7.      Al-Fattah (Yang Maha Memberi Keputusan)
      Dalam menyelesaikan persoalaan pasti memerlukan keputusan, sebagai muslim atau muslimat putusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan hukum Islam.
8.      Al-‘Adl (Yang Maha Adil)
Persoalan hidup yang dihadapi manusia cukup beraneka ragam. Dalam menyelesaikan persoalan yang bersangkutan dengan orang lain harus dilakukan secara adil, tidak boleh menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain.
9.      Al-Qayyum (Yang Terus-menerus Mengurus0
      Kita tidak boleh putus asa dalam menghadapi persoalan hidup. Kita harus tetap tegar dalam mencari penyelesaian masalah dan tidak boleh pesimis.


Riyak


A.    Ria
1.      Pengertian Ria
Kata ria berasal dari bahasa arab اَلِرٍّيَاءُ    yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu memprlihatkan sesuatu  kepada oarng lain, baik barang maupun perbuatan bik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya.
Kata lain yang mempunyai arti serupa dengan ria ialah sum’ah. Kata sum’ah baerasal dari bahasa arab yang berarti kemasyhuran nama, baik sebutannya. Orang yang sum’ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin mendengar pujian rang lain terhadap kebaikan yang ia lakukan.

2.      Bentuk-bentuk (contoh) Perbuatan Ria
Bentuk-bentuk (contoh) perbuatan ria, antara lain:
a.       Seorang siwa mau melaksanakan tugas piketnya secara baik sesudah guru masuk ke kelas.
b.      Seseorang menyantuni anak yatim di hadapan banyak orang , dengan maksud agar orang banyak menilai dirinya sebagai orng yang dermawan dan baik hati.

3.      Larangan Berbuat Ria
Larangan ria telah ditegaskan oleh Allah dalam (Q.S. al-Baqarah: 264), yang berbunyi
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan peneria), seperti orang yang menginfakkan haranya karena ria (pamer) kepada anusia dan di tidak beriman kepaa Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang lcin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan dan Allah tidak mempbri petunjuk kepada orang-orang kafir”. (Q.S. al-Baqarah: 264)

4.      Akibat Buruk Ria
Adapun akibat buruk ria, antara lain:
a.       Menghapus pahala amal baik, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Baqarah: 264.
b.      Mendapat dosa besar karena ria termasuk rbuatan syirik.
c.       Tidak selamat dari bahaya kekafiran karena ria sangat dekat hubungannya dengan sikap kafir.

B.     Nifak
1)      Pengertian Nifak
Secara bahasa, kata “nifaq” berarti lubang tikus di padang pasir yang susah ditebak tembusannya. Sedangkan secara istilah, berarti sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang memiliki sifat nifak disebut munafik.

2)      Bentuk-bentuk (ciri-ciri) Sifat Nifak
Sebagian sifat munafik telah di jelaskan Allah Swt, dalam firmannya sebagai berikut:
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Artinya:
Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-oarng beriman, mereka berkata, “Kami Telah Beriman”. Tetapi apabila mereka kembali kepada setn-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok”. (Q.S. al-Baqarah: 14)
      Rasulullah saw, menjelaskan bahwa ciri-ciri munafik ada 3 macam, yaitu yang artinya:
Tand-tanda munafik ada 3 macam: apabila bicara dusta, apabila berjanji ingkar, apabila dipercaya khianat. (H.R. al-Bukhari nomor 32)

3)      Larangan Bersifat Nifak
Islam mewajibkan umatnya  agar selalu bersifat jujur dan benar, firman Allah SWT, yang artinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (QS. Al- Ahzab:70)

4)      Akibat Buruk Sifat Nifak
a.       Bagi Diri Sendiri
1.      Tercela dalam pandangam Allah dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri.
2.      Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya.
3.      Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari.
4.      Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak mempercayai lagi.
5.      Memndapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir. Allah Swt.  berfirman sebagai beerikut,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya
 “sungguh, orang-orang  munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari  neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong behi mereka” (QS. An-Nisa’:145)
b.      Bagi Orang Lain
1.      Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan persahabatan yang telah terjalin  baik.
2.      Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatannya yang tidak menentu.
3.      Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga merasa malu karenanya.